Bulu tangkis adalah salah satu olahraga yang paling digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain menyehatkan dan menyenangkan, olahraga ini juga menjadi salah satu sumber kebanggaan nasional karena prestasi yang diraih oleh para atletnya di kancah internasional.
Indonesia memiliki banyak pebulu tangkis yang berbakat dan berprestasi, namun ada beberapa di antaranya yang layak disebut sebagai legenda karena telah menciptakan sejarah dan menginspirasi generasi berikutnya.
Dalam artikel ini, kita akan membahas daftar legenda bulu tangkis Indonesia yang telah menginspirasi dunia dengan prestasi mereka yang luar biasa.
Baca juga: 10 Pemain Bulu Tangkis Terbaik di Indonesia
Daftar 10 Legenda Bulu Tangkis Indonesia
1. Rudy Hartono
Rudy Hartono adalah seorang legenda bulu tangkis Indonesia yang terkenal di dunia. Ia lahir di Surabaya dengan nama Nio Hap Liang. Ia memiliki bakat alami dalam olahraga, terutama bulu tangkis, yang ia mulai latih sejak usia 11 tahun. Ia menjadi juara nasional junior pada usia 15 tahun dan masuk tim nasional pada usia 16 tahun.
Rudy Hartono mencetak sejarah dengan memenangkan gelar tunggal putra All England sebanyak delapan kali, tujuh kali secara berturut-turut dari tahun 1968 hingga 1974. Ia juga menjadi juara dunia pada tahun 1980, satu-satunya kali ia mengikuti kejuaraan tersebut. Ia juga meraih medali emas di Olimpiade Munich 1972, yang merupakan edisi pertama bulu tangkis sebagai cabang olahraga demonstrasi. Selain itu, ia juga membantu Indonesia memenangkan Piala Thomas lima kali dan medali emas di Asian Games 1970.
Rudy Hartono dianggap sebagai salah satu pemain bulu tangkis terbaik sepanjang masa. Ia dikenal dengan gaya permainannya yang cepat, agresif, dan konsisten. Ia juga memiliki mentalitas juara yang kuat dan sportivitas yang tinggi. Ia menjadi inspirasi bagi banyak generasi pemain bulu tangkis Indonesia dan dunia. Ia telah menerima berbagai penghargaan dan penghormatan, termasuk Bintang Mahaputra dari pemerintah Indonesia dan Hall of Fame dari Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).
2. Liem Swie King
Liem Swie King adalah legenda bulu tangkis Indonesia yang berjaya dari akhir tahun 1970-an hingga pertengahan tahun 1980-an. Dia lahir di Kudus dari orang tua keturunan Tionghoa. Dia mulai bermain bulu tangkis sejak kecil dan bergabung dengan klub PB Djarum di usia 14 tahun. Dia dikenal dengan pukulan jumping smash yang sangat kuat dan cepat, yang disebut sebagai King of Smash.
Liem Swie King meraih banyak prestasi di tingkat nasional dan internasional. Dia menjadi juara All England, turnamen bulu tangkis tertua dan paling bergengsi di dunia, sebanyak tiga kali pada tahun 1978, 1979, dan 1981. Dia juga menjadi finalis All England enam kali berturut-turut dari tahun 1976 hingga 1981. Selain itu, dia juga memenangkan medali emas tunggal putra di Asian Games 1978 di Bangkok, dan tiga medali emas Piala Thomas (1976, 1979, 1984) dari enam kali membela tim Indonesia. Dia juga meraih berbagai gelar grand prix lainnya di berbagai negara.
Liem Swie King pensiun dari bulu tangkis pada tahun 1988 setelah berkiprah selama 15 tahun. Dia dianggap sebagai salah satu pemain tunggal putra terbaik sepanjang masa dan salah satu legenda bulu tangkis Indonesia. Dia juga menjadi inspirasi bagi banyak generasi muda yang bercita-cita menjadi pemain bulu tangkis profesional.
3. Christian Hadinata
Christian Hadinata adalah seorang legenda bulu tangkis Indonesia yang bermain di era 1970-an hingga 1980-an. Ia lahir di Purwokerto dengan nama asli Tjhie Beng Go’at. Ia merupakan spesialis ganda yang pernah berpasangan dengan berbagai pemain terkenal, seperti Atik Jauhari, Retno Kustiyah, Ade Chandra, Imelda Wiguna, Regina Masli, Lius Pongoh, Icuk Sugiarto, Ivana Lie, Bobby Ertanto, Liem Swie King dan Hadiwibowo Susanto.
Christian Hadinata memiliki prestasi yang sangat gemilang di dunia bulu tangkis. Ia berhasil meraih dua medali emas di Kejuaraan Dunia IBF 1980 di Jakarta, yaitu di nomor ganda putra bersama Ade Chandra dan ganda campuran bersama Imelda Wiguna. Ia juga menjadi andalan Indonesia di Piala Thomas (Kejuaraan Tim Putra Internasional) selama enam kali berturut-turut dari tahun 1973 hingga 1986. Dengan berbagai pasangan ganda, ia hanya kalah satu kali dan membantu Indonesia merebut piala empat kali (1973, 1976, 1979, 1984). Selain itu, ia juga meraih medali-medali di Asian Games, Piala Dunia, World Games, Kejuaraan Asia dan SEA Games.
Christian Hadinata tidak hanya menjadi pemain bulu tangkis yang hebat, tetapi juga menjadi pelatih yang berpengaruh. Ia mulai menjadi pelatih bulu tangkis Indonesia sejak tahun 1985 dan pernah menjabat sebagai Direktur Pelatihan Nasional PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia). Ia juga dikenal sebagai sosok yang mencetak para juara bulu tangkis Indonesia, seperti Susi Susanti, Alan Budikusuma, Ricky Subagja dan Rexy Mainaky. Atas jasa-jasanya, ia mendapat penghargaan sebagai anggota Badminton Hall of Fame pada tahun 2001.
4. Susi Susanti
Susi Susanti adalah seorang legenda bulu tangkis Indonesia yang memiliki banyak prestasi di kancah internasional. Ia lahir di Tasikmalaya dengan nama asli Lucia Francisca Susy Susanti Haditono, atau Ong Lien Hiang dalam bahasa Tionghoa. Ia mulai berlatih bulu tangkis sejak kecil dan menunjukkan bakatnya yang luar biasa.
Ia menjadi pemain tunggal putri pertama yang meraih medali emas Olimpiade pada tahun 1992 di Barcelona, Spanyol. Ia juga menjadi pemain tunggal putri satu-satunya yang memegang gelar Olimpiade, Kejuaraan Dunia, dan All England secara bersamaan. Selain itu, ia juga memenangkan berbagai turnamen Grand Prix, Piala Dunia, Piala Sudirman, Piala Uber, Asian Games, dan SEA Games.
Ia menguasai peringkat dunia selama beberapa tahun dan dianggap sebagai salah satu pemain tunggal putri terbaik sepanjang masa. Ia pensiun dari dunia bulu tangkis pada tahun 1997 setelah menikah dengan Alan Budikusuma, yang juga merupakan peraih medali emas Olimpiade 1992. Pada tahun 2004, ia mendapatkan penghargaan Badminton Hall of Fame dari Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Ia juga menerima Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama pada tahun 1992.
5. Alan Budikusuma
Alan Budikusuma adalah seorang legenda bulu tangkis Indonesia yang lahir di Surabaya dengan nama asli Goei Djien Phang. Ia mulai bermain bulu tangkis sejak usia 7 tahun dan menunjukkan bakatnya dengan menjuarai berbagai turnamen junior. Ia bergabung dengan tim nasional Indonesia pada tahun 1987 dan menjadi salah satu pemain tunggal putra terbaik di dunia pada akhir tahun 1980-an hingga pertengahan tahun 1990-an.
Prestasi tertinggi Alan Budikusuma adalah meraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 dalam nomor tunggal putra, mengalahkan rekan senegaranya Ardy Wiranata di final. Kemenangan ini bersamaan dengan kemenangan kekasihnya, Susi Susanti, yang juga meraih medali emas Olimpiade dalam nomor tunggal putri. Keduanya mendapat sambutan meriah dari rakyat Indonesia saat pulang ke tanah air dan mendapat penghargaan dari pemerintah.
Selain medali emas Olimpiade, Alan Budikusuma juga memiliki koleksi gelar juara lainnya, antara lain Piala Dunia (1993), China Open (1991), Thailand Open (1989, 1991), German Open (1992), Indonesia Open (1993), dan Malaysia Open (1995). Ia juga menjadi bagian dari tim Piala Thomas Indonesia yang menjuarai turnamen beregu putra terakbar di dunia pada tahun 1996.
6. Rexy Mainaky
Rexy Mainaky adalah salah satu legenda bulu tangkis Indonesia yang bermain di sektor ganda putra. Ia dikenal sebagai pemain yang cepat dan kuat, serta memiliki kerjasama yang baik dengan pasangannya, Ricky Subagja.
Bersama Ricky, Rexy meraih berbagai gelar bergengsi di dunia bulu tangkis, seperti medali emas Olimpiade Atlanta 1996, Juara Dunia 1995, juara All England dua kali berturut-turut pada 1995 dan 1996, juara Asian Games dua kali berturut-turut pada 1994 dan 1998, dan masih banyak lagi.
Rexy juga menjadi bagian dari tim Indonesia yang menjuarai Piala Thomas empat kali berturut-turut pada 1994, 1996, 1998, dan 2000. Rexy memutuskan untuk pensiun sebagai pemain pada tahun 2000, dan kemudian beralih menjadi pelatih. Ia pernah melatih pasangan ganda campuran Inggris, Gail Emms/Nathan Robertson, yang berhasil meraih medali perak Olimpiade Athena 2004, juara All England 2005, dan juara dunia 2006.
Ia juga pernah melatih pasangan ganda putra Malaysia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong, yang meraih medali emas Asian Games 2006. Saat ini, Rexy menjabat sebagai direktur pelatihan ganda Badminton Association of Malaysia (BAM) sejak tahun 2021. Rexy Mainaky adalah sosok yang berdedikasi dan berprestasi di dunia bulu tangkis, baik sebagai pemain maupun sebagai pelatih.
7. Candra Wijaya
Candra Wijaya adalah seorang legenda bulu tangkis Indonesia yang lahir di Cirebon. Ia memiliki nama asli Tan Chia Liang dan berasal dari keluarga pecinta bulu tangkis. Candra Wijaya mulai berlatih bulu tangkis sejak berumur 12 tahun di klub Rajawali. Ia kemudian pindah ke Jakarta untuk mengejar karirnya di bulu tangkis dan bergabung dengan klub Pelita Bakrie sebelum akhirnya pindah ke klub Jaya Raya.
Ia dikenal sebagai salah satu pemain ganda putra terbaik yang pernah dimiliki oleh Indonesia. Ia berhasil merebut berbagai gelar juara dengan banyak pasangan baik di ganda putra maupun ganda campuran. Pemain-pemain yang pernah berpasangan dengannya adalah Ade Sutrisna, Sigit Budiarto, Tony Gunawan, Nova Widianto, Eliza Nathanael, dan Jo Novita.
Prestasi tertinggi Candra Wijaya adalah saat ia meraih medali emas Olimpiade 2000 di Sydney bersama Tony Gunawan. Selain itu, Candra Wijaya juga mendominasi di berbagai kejuaraan dunia seperti Kejuaraan Dunia BWF dan Kejuaraan Asia. Sejak tahun 1999 hingga 2004, ia berhasil meraih 4 medali emas dan 2 medali perak di Kejuaraan Dunia. Ia juga meraih gelar juara di berbagai turnamen bergengsi seperti All England, Malaysia Open, dan Indonesia Open.
Candra Wijaya memiliki gaya permainan yang santai tetapi penuh kontrol dan kecerdikan. Ia juga memiliki kecepatan gerakan yang luar biasa dan koordinasi yang sempurna dengan pasangannya. Candra Wijaya juga merupakan sosok yang rendah hati dan selalu menginspirasi pemain muda. Ia seringkali memberikan motivasi kepada pemain-pemain muda untuk terus berjuang dan bekerja keras demi mengharumkan nama Indonesia di kancah bulu tangkis dunia.
8. Ricky Subagja
Ricky Subagja adalah seorang legenda bulu tangkis Indonesia yang terkenal sebagai salah satu spesialis ganda putra terbaik dalam sejarah. Ia mulai bermain bulu tangkis sejak usia 10 tahun dan bergabung dengan klub SGS Bandung. Ia kemudian masuk ke Pelatnas Cipayung pada tahun 1989 dan menjadi bagian dari Tim Thomas Indonesia.
Ricky Subagja mencapai puncak kariernya ketika berpasangan dengan Rexy Mainaky. Mereka berhasil menjuarai berbagai turnamen bergengsi dunia, seperti medali emas Olimpiade Atlanta 1996, Asian Games 1994 dan 1998, Kejuaraan Dunia 1995, dan All England Open 1995 dan 1996.
Mereka juga memenangkan Piala Sudirman, Piala Thomas, Badminton World Cup, Final World Badminton Grand Prix, dan berbagai turnamen Super Series lainnya. Mereka dikenal sebagai pasangan ganda putra yang memiliki kecepatan, ketepatan, dan daya serang yang luar biasa.
Ricky Subagja pensiun dari bulu tangkis pada tahun 2000. Ia kemudian menjadi presenter televisi olahraga, pelatih bulu tangkis, dan anggota Komite Olimpiade Indonesia.
9. Taufik Hidayat
Taufik Hidayat adalah salah satu pemain bulu tangkis legendaris asal Indonesia yang bermain di sektor tunggal putra. Ia mulai berlatih bulu tangkis di klub SGS Elektrik Bandung di bawah asuhan pelatih Iie Sumirat. Ia meraih prestasi pertamanya dengan menjuarai Brunei Open dan mencapai semifinal Kejuaraan Asia dan Indonesia Open pada tahun 1998.
Pada tahun 1999, ia menjuarai Indonesia Open untuk pertama kalinya. Ia juga berhasil masuk final All England dan Singapore Open, tetapi kalah dari Peter Gade dan Hariyanto Arbi. Ia mencapai peringkat satu dunia pada usia 19 tahun pada tahun 2000 setelah menjuarai Malaysia Open, Kejuaraan Asia, Indonesia Open, dan menjadi runner-up All England untuk kedua kalinya.
Taufik Hidayat merupakan peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 di sektor tunggal putra dengan mengalahkan Shon Seung-mo dari Korea Selatan di final. Ia juga menjadi juara dunia di Anaheim 2005 dengan mengalahkan Lin Dan dari Tiongkok di final, sehingga menjadi pemain tunggal putra pertama yang memegang gelar Olimpiade dan Kejuaraan Dunia secara berturut-turut.
Selain itu, ia juga dua kali menjuarai Asian Games di Busan 2002 dan Doha 2006, serta tiga kali menjuarai Kejuaraan Asia. Ia juga enam kali menjuarai Indonesia Open, yaitu pada tahun 1999, 2000, 2002, 2003, 2004, dan 2006. Ia dikenal sebagai pemain yang memiliki pukulan backhand yang kuat dan akurat, sehingga mendapat julukan “Mr.Backhand”.
Pada tahun 2009, Taufik mundur dari Pelatnas Cipayung dan menjadi pemain profesional. Pada tahun 2012, ia membangun sebuah pusat pelatihan bulu tangkis yang bernama Taufik Hidayat Arena (THA) di Ciracas, Jakarta Timur. Ia juga sering memberikan kritik terhadap performa timnas Indonesia, terutama di sektor tunggal putra. Ia pensiun dari bulu tangkis pada tahun 2013 setelah mengikuti Indonesia Open untuk terakhir kalinya.
10. Liliyana Natsir
Liliyana Natsir adalah mantan pemain bulu tangkis Indonesia spesialis di sektor ganda. Ia memiliki julukan Butet dan dikenal sebagai pemain depan yang lincah dan cerdik dalam mengendalikan dan mengeksekusi kok.
Liliyana Natsir memiliki prestasi yang luar biasa selama lebih dari dua dekade dengan meraih satu medali emas dan satu medali perak dari Olimpiade, serta empat medali emas dari Kejuaraan Dunia BWF. Prestasinya diakui secara global, dan ia dimasukkan ke dalam BWF Hall of Fame pada tahun 2022.
Liliyana Natsir pernah berada di peringkat dunia nomor 1 di nomor ganda campuran dengan dua pasangan berbeda. Bersama dengan Nova Widianto, ia memenangkan medali emas di Kejuaraan Dunia 2005 dan 2007; Piala Dunia 2006; Kejuaraan Asia 2006; dan medali perak di Olimpiade Beijing 2008.
Liliyana kemudian dipasangkan dengan Tontowi Ahmad dan keduanya segera membentuk kerjasama yang kuat. Duet ini merebut gelar Kejuaraan Dunia BWF pada tahun 2013 dan 2017; memenangkan Kejuaraan Asia 2015; dan juga medali emas di Olimpiade Rio 2016. Liliyana dan Ahmad menempati peringkat ganda campuran dunia nomor 1 pada 3 Mei 2018.
Liliyana Natsir juga meraih berbagai gelar lainnya, seperti Piala Sudirman, Piala Uber, Asian Games, SEA Games, Kejuaraan Junior Dunia, dan Kejuaraan Junior Asia. Ia merupakan pemain putri pertama Indonesia yang berhasil merebut empat gelar di ajang Kejuaraan Dunia bulu tangkis. Liliyana Natsir pensiun dari bulu tangkis pada tahun 2019 setelah mengikuti Indonesia Masters.
Baca juga: Daftar Pelatih Badminton Indonesia Pelatnas PBSI 2023
Nah itu dia daftar legenda bulu tangkis Indonesia. Legenda bulu tangkis Indonesia tidak hanya memiliki kemampuan teknis dan taktis yang luar biasa, tetapi juga memiliki semangat juang, sportivitas, dan dedikasi yang tinggi.
Mereka menjadi inspirasi dan motivasi bagi generasi muda Indonesia untuk mengikuti jejak mereka dan mengharumkan nama bangsa. Mereka semua telah memberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan bulu tangkis Indonesia dan dunia.
Olahraga bulu tangkis adalah salah satu kebanggaan dan identitas bangsa Indonesia. Dengan mengenang kembali prestasi dan kisah para legenda bulu tangkis Indonesia, kita dapat merasakan semangat nasionalisme dan patriotisme yang tinggi.
Semoga dengan mengenal lebih dekat para legenda bulu tangkis Indonesia, kita dapat terus mengembangkan potensi diri kita dan menggapai cita-cita kita di bidang apapun.