Bulu tangkis telah menjadi olahraga yang sangat populer di Indonesia, dan negara ini telah menghasilkan beberapa pemain bulu tangkis terbaik di dunia. Prestasi mereka tidak hanya membanggakan, tetapi juga menginspirasi banyak orang.
Indonesia memiliki sejarah panjang dan gemilang dalam bulu tangkis, dengan meraih berbagai gelar bergengsi di tingkat regional maupun internasional. Indonesia juga memiliki banyak pemain bulu tangkis yang berbakat dan berprestasi, baik di sektor tunggal maupun ganda.
Dalam artikel ini, kita akan membahas daftar pemain bulu tangkis terbaik di Indonesia yang telah mengukir sejarah dengan kehebatan mereka.
Baca juga: 10 Legenda Bulu Tangkis Indonesia Sepanjang Masa
Daftar 10 Pemain Bulu Tangkis Terbaik di Indonesia
1. Taufik Hidayat
Taufik Hidayat adalah salah satu pemain bulu tangkis legendaris asal Indonesia yang bermain di sektor tunggal putra. Ia mulai berlatih bulu tangkis di klub SGS Elektrik Bandung di bawah asuhan pelatih Iie Sumirat. Ia menunjukkan bakatnya sejak usia muda dan meraih prestasi-prestasi gemilang di tingkat nasional maupun internasional.
Beberapa gelar bergengsi yang pernah ia raih antara lain adalah medali emas Olimpiade Athena 2004, medali emas Kejuaraan Dunia Anaheim 2005, medali emas Asian Games Busan 2002 dan Doha 2006, dan enam kali juara Indonesia Open.
Ia juga pernah menjadi pemain nomor satu dunia pada tahun 2000 saat ia masih berusia 19 tahun. Ia dikenal dengan julukan “Mr.Backhand” karena memiliki pukulan backhand yang sangat kuat dan akurat.
Ia pensiun dari bulu tangkis profesional pada tahun 2013 dan mendirikan sebuah pusat pelatihan bulu tangkis yang bernama Taufik Hidayat Arena (THA) di Ciracas, Jakarta Timur.
2. Susi Susanti
Susi Susanti adalah seorang legenda bulu tangkis Indonesia yang memiliki banyak prestasi di kancah internasional. Ia lahir di Tasikmalaya dengan nama asli Lucia Francisca Susy Susanti Haditono. Ia merupakan keturunan Tionghoa dan anak dari pasangan Risad Haditono dan Purwo Banowati.
Susi Susanti mulai bermain bulu tangkis sejak usia dini dan terinspirasi oleh ayahnya yang juga seorang pemain bulu tangkis. Ia bergabung dengan klub SGS Bandung dan kemudian masuk ke Pelatnas Cipayung pada tahun 1985. Ia dikenal dengan gaya bermainnya yang khas, badan yang bugar, triknya yang unik, dan mental yang tangguh. Ia dianggap sebagai salah satu pemain tunggal putri terbaik sepanjang masa.
Susi Susanti mencetak sejarah sebagai atlet Indonesia pertama yang meraih medali emas di Olimpiade Barcelona 1992. Ia juga meraih medali perunggu di Olimpiade Atlanta 1996. Selain itu, ia juga pernah menjadi juara dunia di Birmingham 1993, juara All England empat kali (1990, 1991, 1993, dan 1994), juara World Cup enam kali (1989, 1990, 1993, 1994, 1996, dan 1997), juara Asian Games dua kali (1990 dan 1994), dan juara SEA Games lima kali (1987, 1989, 1991, 1995, dan 1997). Ia juga membantu tim putri Indonesia menjuarai Uber Cup dua kali (1994 dan 1996) dan tim campuran Indonesia menjuarai Sudirman Cup tiga kali (1989, 1991, dan 1995).
Susi Susanti pensiun dari dunia bulu tangkis pada tahun 1998 setelah menikah dengan Alan Budikusuma, yang juga merupakan peraih medali emas bulu tangkis di Olimpiade Barcelona 1992. Susi Susanti mendapat penghargaan Badminton Hall of Fame dari Badminton World Federation pada tahun 2004. Ia juga menerima Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama pada tahun 1992.
3. Liliyana Natsir
Liliyana Natsir adalah seorang mantan pemain bulu tangkis Indonesia yang spesialis di sektor ganda. Ia lahir di Manado dengan nama lengkap Liliyana Natsir. Ia merupakan anak bungsu dari pasangan Beno Natsir dan Olly Maramis alias Auw Jin Chen.
Liliyana Natsir mulai bermain bulu tangkis sejak usia 6 tahun dan bergabung dengan klub Pisok Manado. Ia kemudian pindah ke Jakarta pada tahun 1997 dan masuk ke PB Tangkas. Ia dikenal sebagai salah satu pemain depan yang handal, dengan ketangkasan dan keterampilan dalam mengendalikan dan mengeksekusi kok. Ia dijuluki sebagai “Butet” oleh rekan-rekannya karena tubuhnya yang mungil.
Liliyana Natsir mencapai prestasi yang luar biasa di dunia bulu tangkis, baik bersama Nova Widianto maupun Tontowi Ahmad sebagai pasangan ganda campurannya. Bersama Nova Widianto, ia meraih medali emas di Kejuaraan Dunia 2005 dan 2007, Piala Dunia 2006, Kejuaraan Asia 2006, dan medali perak di Olimpiade Beijing 2008.
Bersama Tontowi Ahmad, ia meraih medali emas di Kejuaraan Dunia 2013 dan 2017, Kejuaraan Asia 2015, dan medali emas di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Ia juga berhasil memenangkan gelar All England tiga kali berturut-turut (2012, 2013, dan 2014) bersama Tontowi Ahmad, yang merupakan salah satu turnamen tertua dan bergengsi di dunia bulu tangkis. Selain itu, ia juga meraih banyak medali di ajang-ajang multievent seperti Piala Sudirman, Piala Uber, Asian Games, SEA Games, Kejuaraan Junior Dunia, dan Kejuaraan Junior Asia.
Liliyana Natsir pensiun dari dunia bulu tangkis pada tahun 2019 setelah berkompetisi selama lebih dari dua dekade. Ia mendapat penghargaan BWF Hall of Fame dari Badminton World Federation pada tahun 2022 sebagai pengakuan atas kontribusi dan pencapaiannya di dunia bulu tangkis. Ia juga menerima Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama pada tahun 2016.
4. Tontowi Ahmad
Tontowi Ahmad adalah seorang mantan pemain bulu tangkis Indonesia yang bermain di sektor ganda campuran. Ia lahir di Banyumas dari pasangan M. Khusni dan Masruroh. Ia bergabung dengan klub PB Djarum di Kudus pada tahun 2005.
Ia mulai menarik perhatian dunia bulu tangkis pada tahun 2010 ketika ia dipasangkan dengan Liliyana Natsir, bintang ganda campuran Indonesia. Bersama Natsir, ia berhasil meraih berbagai prestasi bergengsi, seperti medali emas Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, dua kali juara dunia (2013 dan 2017), tiga kali juara Asia (2015, 2016, dan 2018), dan juara SEA Games 2011. Ia juga memenangkan 16 gelar Super Series dan delapan gelar Grand Prix. Ia mencapai peringkat pertama dunia bersama Natsir pada tanggal 3 Mei 2018.
Tontowi Ahmad dikenal sebagai pemain yang memiliki teknik yang baik, serangan yang kuat, dan refleks yang cepat. Ia juga memiliki kemampuan untuk membaca permainan lawan dan mengatur tempo pertandingan. Ia mendapat penghargaan Golden Shuttle Award bersama Liliyana Natsir pada tahun 2016 dari BWF.
5. Kevin Sanjaya Sukamuljo
Kevin Sanjaya Sukamuljo adalah seorang pemain bulu tangkis Indonesia yang bermain di sektor ganda putra. Ia lahir di Banyuwangi dari pasangan Sugiarto Sukamuljo dan Winartin Niawati. Ia merupakan keponakan dari mantan pemain ganda putra dunia nomor satu, Alvent Yulianto.
Kevin mulai tertarik dengan bulu tangkis sejak usia dua setengah tahun, saat ia sering melihat ayahnya bermain di lapangan di belakang rumah mereka. Kevin kemudian bergabung dengan klub PB Sari Agung di Banyuwangi, sebelum lolos audisi PB Djarum di Kudus pada tahun 2007.
Kevin berpasangan dengan Marcus Fernaldi Gideon sejak tahun 2015, dan keduanya berhasil menjadi pasangan ganda putra terbaik di dunia. Mereka mendapatkan julukan “The Minions” karena tinggi badan mereka yang di bawah rata-rata, namun memiliki permainan yang cepat dan lincah.
Kevin dan Marcus telah mencetak sejarah sebagai pasangan ganda putra pertama yang memenangkan delapan gelar BWF World Tour Super 1000 dalam satu musim pada tahun 2018. Mereka juga memenangkan gelar All England Open dua kali berturut-turut pada tahun 2017 dan 2018, serta gelar BWF World Tour Finals pada tahun 2017.
Kevin dan Marcus pernah menempati peringkat dunia nomor satu selama lebih dari tiga tahun sejak Maret 2017 hingga Juni 2020. Mereka juga mendapatkan penghargaan BWF Best Male Players of the Year dua kali berturut-turut pada tahun 2017 dan 2018. Kevin dikenal sebagai pemain yang fenomenal, kreatif, dan penuh trik dalam bermain bulu tangkis. Ia juga memiliki pukulan servis yang sangat cepat dan akurat, yang sering disebut sebagai “tangan petir”.
6. Hendra Setiawan
Hendra Setiawan adalah seorang pebulu tangkis Indonesia yang bermain di nomor ganda putra. Ia lahir di Pemalang dari pasangan Sugiarto Setiawan dan Sri Wahyuni. Ia memiliki darah Tionghoa dan Jawa. Ia mulai bermain bulu tangkis sejak usia lima tahun, saat ia sering menonton kakaknya berlatih di klub lokal. Ia kemudian bergabung dengan klub PB Djarum di Kudus pada tahun 1998.
Hendra menunjukkan prestasinya di nomor ganda putra sejak junior. Ia meraih medali emas di Kejuaraan Asia Junior 2002 bersama Markis Kido di ganda putra, serta medali perak di Kejuaraan Dunia Junior 2002 bersama Pia Zebadiah di ganda campuran.
Hendra saat ini dipasangkan dengan Mohammad Ahsan, yang merupakan rekan senegaranya di PB Djarum. Mereka dikenal sebagai “The Daddies” karena usia mereka yang lebih tua daripada kebanyakan pemain ganda putra.
Hendra dan Ahsan telah mencetak sejarah sebagai pasangan ganda putra pertama yang memenangkan empat gelar Kejuaraan Dunia BWF pada tahun 2013, 2015, 2019, dan 2022. Mereka juga memenangkan gelar All England Open dua kali berturut-turut pada tahun 2014 dan 2015, serta gelar BWF World Tour Finals pada tahun 2019.
Hendra Setiawan adalah salah satu pebulu tangkis terbaik Indonesia saat ini. Ia memiliki kemampuan servis, netting, smash, dan defence yang sangat baik. Ia juga dikenal sebagai pemain yang tenang, sabar, dan cerdas dalam mengatur strategi permainan. Hendra adalah sosok teladan bagi banyak orang yang bercita-cita menjadi pebulu tangkis profesional.
7. Mohammad Ahsan
Mohammad Ahsan adalah seorang pemain bulu tangkis Indonesia spesialis di sektor ganda putra. Dia adalah juara dunia tiga kali dan peraih medali emas Asian Games. Dia dianggap sebagai salah satu pemain ganda putra terbaik dalam sejarah bulu tangkis.
Ahsan bergabung dengan PB Djarum sejak tahun 2007, yang membuka kesempatan baginya untuk bergabung dengan tim nasional Indonesia hingga akhirnya dia mewujudkannya pada pertengahan tahun 2008. Berpasangan dengan Bona Septano, mereka berhasil meraih medali perunggu di Kejuaraan Dunia BWF 2011, dan menempati peringkat keenam di Peringkat Dunia BWF.
Ahsan mencuri perhatian dunia bulu tangkis ganda putra saat dia berpasangan dengan Hendra Setiawan. Ahsan dan Setiawan telah mengumpulkan 3 medali emas dan 1 medali perak di Kejuaraan Dunia, medali emas ganda putra di Asian Games dan SEA Games, dan juga tiga gelar di World Tour Finals. Mereka mencapai peringkat tertinggi sebagai nomor 1 dunia.
Ada beberapa nama lain yang juga pernah berpasangan dengan Ahsan seperti Alvent Yulianto, di mana mereka meraih medali perunggu di Asian Games 2010; dan meraih medali perak di Kejuaraan Dunia BWF 2017 bersama Rian Agung Saputro. Sebagai anggota tim nasional Indonesia, Ahsan juga berkontribusi untuk memenangkan gelar tim putra di SEA Games pada tahun 2009 dan 2011; tiga gelar berturut-turut Kejuaraan Beregu Asia pada tahun 2016, 2018 dan 2020; dan juga dalam ajang internasional utama, Piala Thomas pada tahun 2020.
8. Greysia Polii
Greysia Polii adalah mantan pemain bulu tangkis Indonesia yang spesialis di sektor ganda putri. Ia lahir di Jakarta dari pasangan Willy Polii dan Evie Pakasi yang berdarah Minahasa. Ia mulai bermain bulu tangkis sejak usia 7 tahun di klub Jaya Raya Jakarta dan bergabung dengan tim nasional pada tahun 2003.
Greysia Polii memiliki prestasi yang gemilang di berbagai ajang internasional. Ia pernah meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 bersama Apriyani Rahayu, menjadi pasangan ganda putri Indonesia pertama yang meraih medali emas olimpiade. Ia juga pernah meraih medali emas di Asian Games 2014 bersama Nitya Krishinda Maheswari, medali perak dan perunggu di Asian Games 2018 bersama Apriyani Rahayu, serta tiga medali perunggu di Kejuaraan Dunia BWF pada tahun 2015, 2018, dan 2019.
Greysia Polii dikenal sebagai pemain yang memiliki semangat juang yang tinggi, konsistensi, dan loyalitas terhadap negara. Ia juga aktif sebagai anggota Komisi Atlet BWF yang mewakili kepentingan dan pandangan atlet kepada dewan dan komite BWF. Ia resmi pensiun dari bulu tangkis pada 12 Juni 2022 setelah mengikuti turnamen Indonesia Masters 2022.
9. Apriyani Rahayu
Apriyani Rahayu adalah seorang pebulu tangkis Indonesia yang spesialis di sektor ganda putri. Ia lahir di Lawulo, sebuah desa terpencil di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Ia merupakan anak bungsu dari pasangan Ameruddin Pora dan Sitti Jauhar.
Apriyani Rahayu mulai berlatih bulu tangkis secara profesional di Jakarta pada akhir tahun 2011, setelah direkrut oleh Icuk Sugiarto. Ia bergabung dengan klub PB Pelita Bakrie (sekarang ISTC) dan kemudian pindah ke PB Jaya Raya Jakarta. Ia mewakili Indonesia di level junior sejak tahun 2014 hingga 2016, dan meraih beberapa medali di Kejuaraan Dunia Junior dan Kejuaraan Asia Junior.
Di level senior, Apriyani Rahayu berpasangan dengan Greysia Polii sejak tahun 2017, menggantikan Nitya Krishinda Maheswari yang cedera. Mereka berhasil meraih gelar pertama mereka di Thailand Open 2017 dan French Open Super Series 2017. Mereka juga meraih medali perunggu di Kejuaraan Dunia 2018 dan 2019, medali perak dan perunggu di Asian Games 2018, medali emas di SEA Games 2019, dan medali emas di Olimpiade Tokyo 2020.
Pada tahun 2021, Apriyani Rahayu berpasangan dengan Siti Fadia Silva Ramadhanti, setelah Greysia Polii memutuskan untuk pensiun. Mereka meraih medali perak di Kejuaraan Dunia 2023 dan medali emas di SEA Games 2021.
10. Anthony Sinisuka Ginting
Anthony Sinisuka Ginting adalah seorang atlet bulu tangkis Indonesia yang bermain di sektor tunggal putra. Ia lahir di Cimahi dan berasal dari suku Karo. Ia mulai bermain bulu tangkis sejak usia dini, dan bergabung dengan klub SGS PLN Bandung yang juga melahirkan Taufik Hidayat. Ia masuk tim nasional Indonesia pada tahun 2013, dan sejak itu telah meraih banyak prestasi di tingkat junior maupun senior.
Anthony telah meraih banyak medali di berbagai kejuaraan, baik junior maupun senior. Ia adalah peraih medali perunggu di Kejuaraan Dunia Junior BWF 2014 dan Olimpiade Remaja 2014. Ia juga menjadi bagian dari tim Indonesia yang menjuarai Kejuaraan Beregu Putra Asia pada 2016, 2018, dan 2020, serta Piala Thomas pada 2020. Ia juga meraih medali perak dan perunggu di Asian Games 2018, serta medali perunggu di Olimpiade Tokyo 2020.
Anthony Sinisuka Ginting dikenal sebagai pemain yang memiliki kecepatan, ketangkasan, dan variasi permainan yang tinggi. Ia juga memiliki mental juang yang kuat dan tidak mudah menyerah. Ia merupakan salah satu pemain tunggal putra terbaik di dunia saat ini, dengan peringkat tertinggi nomor dua dunia.
Baca juga: 10 Pemain Bulu Tangkis Terbaik Dunia 2023
Nah Itulah beberapa pemain bulu tangkis terbaik di Indonesia yang telah mengukir prestasi gemilang di level internasional. Banyak pemain bulu tangkis Indonesia yang telah mencetak prestasi di kancah internasional, baik di sektor tunggal maupun ganda.
Dengan kecepatan, kekuatan, ketepatan pukulan, dan semangat juang yang tinggi, mereka adalah bintang-bintang dalam dunia bulu tangkis. Prestasi mereka menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda yang bermimpi menjadi pemain bulu tangkis yang hebat.
Mereka telah mengharumkan nama bangsa dengan prestasi dan dedikasi mereka di kancah internasional. Mereka adalah para pahlawan olahraga yang menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk mengikuti jejak mereka.