Bulu tangkis adalah olahraga raket yang telah mencuri hati jutaan orang di seluruh dunia. Dikenal karena kecepatan, ketepatan, dan strategi yang menarik, bulu tangkis telah menarik minat pemain dari berbagai kalangan dan budaya.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi sejarah panjang bulu tangkis di dunia dan Indonesia, mengawali dari asal usulnya sebagai permainan kuno hingga menjadi olahraga global terpopuler yang kita kenal saat ini.
Baca juga: Jumlah Wasit Dalam Bulu Tangkis dan Tugasnya
Apa Itu Bulu Tangkis?
Sebelum kita membahas sejarah bulu tangkis, kita bahas dulu pengertian bulu tangkis. Bulu tangkis adalah salah satu cabang olahraga raket yang mengharuskan pemainnya untuk memukul shuttlecock melintasi net dengan raket di dalam lapangan bulu tangkis. Secara umum, bulu tangkis terbagi dalam 2 sektor:
- Tunggal, permainan 1 vs 1, terdiri dari tunggal putra dan putri
- Ganda, permainan 2 vs 2, terdiri dari ganda putra, putri, dan campuran
Anda dapat bermain bulu tangkis baik di lingkungan indoor maupun outdoor, namun sebagian besar kompetisi kelas dunia diadakan di area indoor karena ingin meminimalkan pengaruh yang disebabkan oleh faktor eksternal seperti angin dan cahaya.
Asal Usul Bulu Tangkis
Bulu tangkis dapat ditelusuri kembali ke lebih dari 2000 tahun yang lalu ke permainan kuno yang disebut battledore (kelelawar atau dayung) dan shuttlecock (juga disebut “burung” atau “birdie”), permainan serupa dimainkan selama berabad-abad di negara-negara Eurasia seperti Yunani, Mesir , Cina, India, dan Jepang.
Dari tahun 1600-an, battledore dan shuttlecock hanyalah permainan yang melibatkan 2 orang yang memukul shuttlecock ke arah satu sama lain sebanyak mungkin sebelum menyentuh tanah dan dulunya merupakan permainan kelas atas di Eropa, termasuk Inggris.
Saat ini, Anda masih dapat menemukan permainan serupa di Jepang yang disebut Hanetsuki, ini adalah permainan tahun baru yang sangat populer yang melibatkan dayung kayu yang disebut hagoita dan shuttle yang disebut hane.
Perkembangan Bulu Tangkis di Dunia
Menurut buku “A Brief History of Badminton from 1870 to 1949” yang ditulis oleh Betty Uber, bulu tangkis modern diciptakan oleh perwira militer Inggris sekitar tahun 1850-an di British India, pada waktu itu, net ditambahkan ke permainan dan karena itu sangat populer di kota garnisun Poona, permainan itu dikenal sebagai “Poona”.
Selama periode itu, ketika cuaca berangin dan basah, alih-alih shuttlecock, bola wol lebih disukai oleh kelas atas dan karenanya diciptakan “bola bulu tangkis”.
Sekitar tahun 1870-an, Pensiunan perwira tentara Inggris membawa permainan itu kembali ke Inggris dari India dan itu menjadi olahraga yang sangat populer. Pada tahun 1873 Duke of Beaufort memperkenalkan olahraga ini di negaranya, “Badminton House” di Gloucestershire, sejak saat itu olahraga ini disebut Badminton.
Pada tahun 1875, sebuah klub bulu tangkis di Folkestone, Inggris dimulai oleh pensiunan perwira dari British India.
Pada tahun 1887, J. H. E. Hart dari Bath Badminton Club membuat standar aturan.
Pada 13 September 1893, Asosiasi Bulu Tangkis Inggris menerbitkan peraturan pertama yang serupa dengan peraturan modern yang diterbitkan di sebuah rumah bernama “Dunbar” di Six Waverley Grove, Portsmouth, Inggris. Pada tahun 1899, mereka memulai kompetisi bulu tangkis pertama di dunia, “All England Open Badminton Championships”.
Pada tahun 1934, Federasi Bulu Tangkis Internasional (IBF, sekarang dikenal sebagai BWF (Badminton World Federation)) dibentuk dengan Inggris, Skotlandia, Wales, Kanada, Denmark, Prancis, Irlandia, Selandia Baru, dan Belanda sebagai anggota pendiri.
Pada tahun 1948, Federasi Bulu Tangkis Internasional meluncurkan turnamen pertama: Piala Thomas (Kejuaraan Tim Pria Dunia). Sejak itu, lebih banyak acara kelas dunia telah diluncurkan seperti:
- Piala Uber (Kejuaraan tim dunia untuk Wanita)
- Kejuaraan Dunia (BWF World Championships)
- Piala Sudirman (Kejuaraan bulu tangkis beregu campuran yang diadakan setiap 2 tahun sekali)
- Kejuaraan Dunia Junior (BWF World Junior Championships)
- Final Grand Prix Dunia (BWF World Badminton Grand Prix Finals, hanya 8 pemain teratas di peringkat dunia akhir tahun yang diundang)
Pada tahun 1972, Badminton menjadi olahraga demo di Olimpiade Munich dan menjadi Olahraga Olimpiade resmi di Olimpiade Barcelona 1992. Saat itu, hanya sektor tunggal dan ganda yang terdaftar.
Pada tahun 1996, Ganda Campuran diikutsertakan dalam Olimpiade Atlanta, sampai saat ini bulu tangkis masih menjadi satu-satunya cabang olahraga dengan sektor ganda campuran yang dipertandingkan di Olimpiade.
Negara-negara yang telah meraih medali emas di Olimpiade sejak 1992 hingga 2020: Indonesia, Denmark, China, Korea Selatan, Jepang, dan Spanyol.
Perkembangan Bulu Tangkis di Indonesia
Bulu tangkis pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada awal abad ke-20, tepatnya pada tahun 1900-an oleh para pekerja asing yang berasal dari negara-negara Eropa.
Olahraga ini kemudian menarik perhatian para pemuda-pemudi lokal, dan mulai diperkenalkan di sekolah-sekolah. Para pemain Indonesia yang berbakat segera muncul, dan pada tahun 1930-an, telah terbentuk beberapa klub bulu tangkis yang aktif berkompetisi di tingkat lokal.
Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, bulu tangkis semakin berkembang dan mendapatkan dukungan dari pemerintah.
Prestasi Indonesia mulai meningkat di tingkat Asia dengan berhasil meraih medali emas pada beberapa kejuaraan badminton tingkat Asia. Perjalanan ini dipengaruhi oleh kerja keras dan dedikasi para pemain dan pelatih Indonesia.
Pada tahun 1970-an hingga 1990-an, pemerintah Indonesia fokus pada pengembangan infrastruktur dan fasilitas untuk mendukung perkembangan bulu tangkis.
Pusat pelatihan bulu tangkis modern dibangun, dan para pemain muda diberikan dukungan dan pelatihan intensif untuk mengasah keterampilan mereka. Hal ini berdampak pada munculnya generasi baru atlet bulu tangkis yang berprestasi.
Indonesia mencapai puncak dominasinya di dunia bulu tangkis pada tahun 1990-an hingga awal 2000-an, terutama dalam sektor ganda dan tunggal putra.
Pasangan ganda legendaris seperti Rexy Mainaky/Ricky Subagja dan Candra Wijaya/Sigit Budiarto berhasil meraih medali emas Olimpiade dan Kejuaraan Dunia.
Sementara itu, pemain tunggal putra seperti Taufik Hidayat dan Sony Dwi Kuncoro juga mengukir prestasi cemerlang di tingkat internasional.
Baca juga: Cara Bermain Bulu Tangkis dan Penjelasan Lengkapnya
Bulu tangkis adalah olahraga yang memiliki sejarah panjang dan mengesankan. Dari asal usulnya di India hingga menjadi olahraga populer di seluruh dunia, bulu tangkis telah mengalami perkembangan pesat dan mengukir prestasi gemilang.
Dengan teknologi dan ajang kompetitif yang terus berkembang, kita dapat dengan yakin mengatakan bahwa bulu tangkis akan terus menjadi olahraga yang menarik minat dan perhatian masyarakat di seluruh dunia.
Selain sebagai olahraga yang menyenangkan, bulu tangkis juga memberikan dampak sosial dan budaya serta banyak manfaat positif bagi kesehatan.
Dengan semangat ini, dunia bulu tangkis akan terus berkembang dan memancarkan pesona yang tak tergantikan bagi para penggemar dan pemain di masa depan.